Tradisi Lisan Dalam Masyarakat Kenyah


Dongeng, cerita legenda rakyat, folklore dan mitos biasanya didefinisikan dalam hal materi secara tradisi lisan. Kesenian masyarakat Kenyah selalu terkait dengan alam sekitarnya dan mereka memiliki kesenian yang artistik secara alami. Seni mereka terbagi ke dalam dua bentuk materi (bahan) dan non-materi. 


Contoh karya seni mereka yaitu materi atau bahan (seni yang dapat dilihat atau disentuh) adalah perhiasan tubuh (tattoo, telinga panjang) patung, ukiran, kuburan, rumah serta kerajinan tangan seperti gendongan bayi, topi, manik-manik, tas keranjang dan pakaian tradisional.

Sedangkan yang non materi adalah berbentuk seni verbal (mendongeng, bernyanyi) karena kita hanya dapat mendengarkan mereka seperti : ketena' sen, tekena'/tekna', belian, suket, nidau, silun, ngendau/kendau, tiang, parap, ngeraben dan ngelaong. Tujuan dari bentuk seni verbal tersebut adalah untuk menghibur dan untuk mengekspresikan perasaan, bakat dan keterampilan.


Bentuk-bentuk seni verbal ini dapat diekspresikan dengan cara berbicara maupun dinyanyikan untuk menarik perhatian pendengar. Singkatnya seni verbal atau cerita lisan juga tertanam dalam unsur-unsur artistik lain seperti musik, tarian, kerajinan tangan dan lagu.


Tradisi lisan masyarakat Kenyah selalu mengunakan simbol-simbol dalam isi cerita mereka yang mencakup hal-hal seperti ular, harimau, sa'ong dan tapung (topi khas kenyah), guci, burung-burung, beruang, ular, babi hutan dan lain-lain. Penggunaan simbol di masyarakat Kenyah berkaitan banyak dengan aspek kehidupan mereka sehari-hari.


Umumnya tema dalam cerita rakyat Kenyah mayoritas berkaitan dengan petualangan, kepahlawanan, berburu, supranatural, religi, status sosial, cinta, keluarga, anak-anak dan menanam padi.


Dongeng maupun cerita rakyat dapat dilakukan oleh seorang pendongeng kapan saja kecuali selama pemakaman dan di setiap tempat. Biasanya mereka mendengarkan cerita rakyat maupun dongeng pada malam hari di beranda uma' dado' (rumah panjang) dan di dalam rumah. 


Lamanya durasi sendiri sangat tergantung dari berbagai faktor seperti jenis cerita, kreativitas si pendongeng (jalan cerita yang disajikan) dan para penonton. Cerita tentang anak-anak seperti periut ngan tuyang ia dan melak apong berdurasi kurang dari satu jam. Di sisi lain, cerita dengan tema petualangan dan percintaan dapat berlangsung selama berjam-jam. 



Berikut beberapa contoh sebagian cerita rakyat di masyarakat Kenyah ✔

✔ Lenjau Tiod Mala Lian
✔ Payau ngan Pelanuk
✔ Bungan ngan Cong Ulai Bio' 
✔ Periut ngan Tuyang ia
✔ Lengkan ngan Tuyang
✔ Baya' ngan Lenjau
✔ Sigau Belawan

✔ Melak Apong
✔ Suling ngan Kuleh 
✔ Ungan ngan Awe
✔ Usun Kuwai
✔ Bilung Apang
✔ Yep Odip
✔ Oyau Abing
✔ Tuin Boneng ngan Tuin Takang

Bentuk seni verbal atau tradisi lisan tersebut menggunakan pilihan kata, frasa dan unsur-unsur estetika bahasa seperti metafora dan persamaan. Bagian yang terbaik adalah tidak semua orang bisa menjadi pendongeng yang baik. Beberapa pendongeng mempelajari keterampilan karena bakat keturunan, juga melalui mendengarkan dan belajar dari para pendongeng yang lebih tua dan beberapa memang berbakat alami dengan suara yang bagus.


Cerita rakyat, dongeng, mitos, legenda ini masih dapat ditemukan dalam perkampungan mayoritas Kenyah dipedalaman dan ketika waktu luang mereka menghabiskan waktu dirumah para pendongeng atau serambi rumah panjang sambil mendengarkan cerita-cerita rakyat Kenyah dari orang-orang tua yang ahli dalam mendongeng. 


Seperti kita ketahui mayoritas pemukiman suku Kenyah berada dipedalaman dan pelosok yang sulit dijangkau transportasi darat maupun udara serta tidak tersentuh penerangan listrik sehingga mendengarkan dongeng dan cerita rakyat adalah salah satu hiburan terbaik untuk semua orang dikampung.



tradisi lisan dalam masyarakat dayak kenyah


Photo ilustrasi : youtube

Dema Yeliang

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
View comments