Suku Kenyah adalah termasuk rumpun Apau Kayan (Kenyah, Kayan, Bahau, Penan) sedangkan di Sarawak, Malaysia diklasifikasikan sebagai Orang Ulu yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau daerah Baram, Sarawak. Dan ada pula pendapat yang menyebutkan suku Kenyah berasal dari wilayah Pujungan dan Bahau Hulu - Apau Kayan, Provinsi Kalimantan Utara.
Banyak perbedaan pendapat tentang asal usul suku Kenyah ini. Namun baik yang menyebutkan berasal dari Usun Apau, Sarawak maupun dari Apau Da'a juga tidaklah salah.
Menurut yang admin ketahui dari para tu'a-tu'a kampung mengatakan suku Kenyah yang berasal dari Usun Apau adalah awal masyarakat Kenyah di Ulu Baram dan Tinjar memanglah berasal dari Usun Apau. Akan tetapi jauh sebelum itu suku Kenyah awal mula sekali berasal dari Ulu Iwan (Apau Da'a). Dua kelompok pindah, satu ke Usun Apau maka yang lain ke Bahau Hulu dan Pujungan. Kemudian dari Apau Kayan pindah ke Mahakam dan Kayan Hilir dan sungai Baluy.
Hal ini juga tercatat dalam literatur dari negeri tiongkok dalam kitab "Liangzhu (梁書)" bahwa etnik Apau Kayan (Kenyah, Kayan, Bahau, Penan) telah mendiami sungai Kayan (Provinsi Kalimantan Utara) sejak 1300 tahun yang lampau dimana mereka pernah berhubungan dagang dengan Dinasti Tang ( 唐朝).
Migrasi Kenyah terus berlanjut (Lepo Tau, Lepo Jamuk, Lepo Aga, Uma' Jengan, Uma' Penan) pindah ke Usun Apau. Kelompok lain pergi ke Apau Kayan (Lepo Tau, Lepo Tukung, Uma' Jalan, Uma' Timai, Kayan) itu sebabnya cerita asal usul ini kadang terjadi silang pendapat.
Kemudian beberapa ratus tahun setelah itu Usun Apau kembali ditinggalkan oleh sebagian Lepo' dan Uma' Kenyah serta Penan menuju Baram dan Tinjar.
Jadi kalian yang sekarang terlahir sebagai orang Kenyah adalah bagian dari migrasi besar Kenyah selama ratusan tahun. Dan kalian adalah bagian dari sejarah orang-orang besar yang hebat dan tangguh. Jangan lupa sejarah Anda.!!.
Penyebaran suku Kenyah meliputi wilayah Sarawak, Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Di Kalimantan, pemukiman masyarakat Kenyah terkonsentrasi di hulu sungai Kayan, terutama di sepanjang sungai Pujungan, sungai Iwan, sungai Bahau dan sepanjang sungai Kayan itu sendiri serta Mahakam. Di Sarawak, pemukiman Kenyah mayoritas terkonsentrasi di wilayah Baram dan Balui.
Dahulu tidak dikenal pembagian-pembagian sub suku seperti sekarang ini yang mana suku Kayan, Bahau dan Penan diklasifikasikan berbeda dengan dengan suku Kenyah. Menurut tetua Kenyah dulu suku Kayan, Bahau maupun Penan adalah sama dengan suku Kenyah juga karena berasal dari satu Tepun (leluhur/nenek moyang). Penyebab mereka (Kenyah, Kayan, Bahau, Penan) terpisah-pisah dan terbagi menjadi suku-suku kecil faktor utamanya adalah terjadinya perang saudara diantara mereka sendiri hingga menyebabkan sebagian bermigrasi.
Suku Kenyah mulai terbagi kepada sub-Kenyah kecil sekitar 1400-1600 masehi iaitu bangsa Kenyah Jamok, Kenyah Badeng, Kayan, Lepo' Tau, Lepo' Maut, Uma' Baka', Lepo' Kulit, Kenyah Sebob/Uma' Sambop, Penan dan sebagainya. Di antara sub-kaum Kenyah yang ketara sekali berubah dari segi bahasanya ialah Kayan dan Penan. Namun meskipun begitu tidak jauh perbedaannya.
Suku Kenyah mempunyai tiga dialek utama dalam bahasa mereka. Yaitu dialek Kenyah-Kayan, dialek Kenyah Usun Apau dan dialek Kenyah Pujungan (lihat Soriente, 2002).
Untuk keterangan lebih lanjut silahkan merujuk kepada buku "Migration of Kenyah Badeng" by Vom Roy with an introduction by Dr. Tan Chee Beng published by Institute of Advanced studies University Malaya in 1993 dan Buku "Kenyah Badeng" oleh Vom Roy pada tahun 1988. Kedua buku ini bercerita mengenai asal-usul semua Kenyah, Kayan dan suku lainnya. Buku ini ada di jabatan Muzium Sarawak dan juga boleh didapati dari Vom Roy.
Suku Kenyah terdiri dari beberapa sub seperti :
Suku Kenyah terdiri dari beberapa sub seperti :
- Kenyah Badeng
- Kenyah Bakung
- Kenyah Berawan
- Kenyah Ngorek
- Kenyah Sebob/Chebob
- Kenyah Kiput
- Kenyah Tutoh
- Kenyah Wat
- Kenyah Lepo' Abong
- Kenyah Lepo' Anan
- Kenyah Lepo' Aga
- Kenyah Lepo' Bem
- Kenyah Lepo' Dikan
- Kenyah Lepo' Dunin
- Kenyah Lepo' Gah
- Kenyah Lepo' Jalan
- Kenyah Lepo' Jamok
- Kenyah Lepo' Ke'
- Kenyah Lepo' La'ang
- Kenyah Lepo' Kuda'
- Kenyah Lepo' Ma'ut
- Kenyah Lepo' Ndang
- Kenyah Lepo' Nyibun
- Kenyah Lepo' Ngau
- Kenyah Lepo' Pua
- Kenyah Lepo' Pu'un
- Kenyah Lepo' Sawa'
- Kenyah Lepo' Tau
- Kenyah Lepo' Tepu
- Kenyah Lepo' Tukung
- Kenyah Lebo' Vo'
- Kenyah Uma' Umbo'
- Kenyah Uma' Ake
- Kenyah Uma' Awai
- Kenyah Uma' Alim
- Kenyah Uma' Baka'/Baha/Vaha
- Kenyah Uma' Jengan
- Kenyah Uma' Kulit/Lebu Kulit
- Kenyah Uma' Kelep
- Kenyah Uma' Lasan
- Kenyah Uma' Lung/Oma' Longh
- Kenyah Uma' Tatau
- Kenyah Uma' Timei
- Kenyah Uma' Ujok
- Kenyah Uma' Pawa'
- Kenyah Uma' Sambup
Sedangkan kelompok Kenyah yang namanya memakai nama Uma' keberadaannya dimulai dari hanya satu rumah panjang (Uma') saja. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kelompok Kenyah yang namanya dimulai dengan kata Lepo' memiliki populasi lebih besar dibandingkan kelompok yang memakai kata Uma'.
Namun ada juga beberapa kelompok Kenyah tersebut tidak memakai kata Lepo' atau Uma' di depan nama sub-suku. Mereka dapat saja memakai salah satu kata tersebut di atas namun tidak digunakan.
Sejarah timbulnya nama-nama sub-suku Kenyah tersebut karena merujuk pada rumah panjang atau desa dari mana satu kumpulan masyarakat Kenyah awalnya menetap/tinggal.
Berikut sebagian kecil contoh awal mula penamaan sub Kenyah tersebut :
- Uma' Alim karena di depan rumah ada pohon alim (sejenis pohon mangga)
- Lepo' Tukung karena biasanya mengikat aka betukung pada bekas pondok yang ditinggal. Jika ada kelompok lain melihat tanda ini, mereka mengerti bahwa bekas pondok (belaka lepau) ini milik Lepo' Tukung.
- Kemudian nama Bakung berasal dari 3 versi. Versi pertama berasal dari nama sebuah rawa (bawang) di hulu Sungai Iwan. Rawa Bakung ini merupakan tempat yang pertama ditinggali kelompok Kenyah Bakung setelah memisahkan diri dengan kelompok/sub suku Kenyah lainnya di Apau Da'a. Versi kedua, berasal dari nama akar Bakung yang biasa diikatkan pada bekas pondok (Belaka Lepau) kelompok Kenyah ini dan Versi ketiga kemungkinan besar merupakan asal nama Bakung adalah nama Sungai Bakung di hulu Sungai Bahau dimana kelompok ini pernah menetap setelah pindah dari Sungai Belaga-Sungai Baram (Sarawak, Malaysia) dan kemudian ke Sungai Bakung.
- Lepo' Ke' kelompok Kenyah ini biasanya telaten meke (mengikis sampai sampai halus sesuatu yang dibuat) misalnya kerajinan rotan atau perkakas kayu. Dan realitanya memang Lepo' Ke' ini sangat telaten dan pandai/ahli dalam membuat kerajinan tangan (seni kriya) suku Kenyah yang sangat halus dan indah.
- Lepo' Kuda', dalam bahasa Kenyah Kuda' mempunyai arti berapa (maksudnya berapa adalah perihal tentang jumlah). Konon diantara sub suku Kenyah, anggota kelompok ini relatif kecil sehingga sub-suku Kenyah lainnya sering menanyakan ’berapa’ atau Kuda' pada jumlah anggota kelompok ini.
- Lepo' Ma’ut. Menurut Lahang dan Njau (1999) nama kelompok Kenyah ini merujuk pada nama satu dataran tinggi (Apau) yang bernama Apau Ma’ut.
- Lepo' Kulit (Lebu Kulit/Uma' Kulit). Pada waktu tinggal dalam satu kelompok besar dengan suku Kenyah lainnya di Apau Da’a di hulu Sungai Iwan, rumah panjang kelompok ini terbuat dari kulit kayu, sehingga dinamakan Lepo’ Kulit.
- Lepo' Tau, Menurut seorang tokoh Lepo’ Tau, kata 'Tau' berasal dari beraka’ tau, yaitu sebuah tugu tiang (Belawing) kayu setinggi sekitar 2 m yang dibelah empat pada ujungnya untuk meletakkan telur ayam (Padau) kemudian diserut (Serbu) yang dipakai untuk melihat jalannya matahari (Tau) untuk menentukan musim yang baik untuk mulai menugal (lihat juga Liman Lawai, 1999) .
- Lepo’ Nyibun, Nama ‘Nyibun’ dalam bahasa Kenyah mengandung arti jambu biji. Sumber yang dapat dipercaya mengenai asal-usul nama Nyibun ini belum ada, namun menyimak pemberian nama pada kelompok lainnya, ada kemungkinan di sekitar rumah panjang (Uma') kelompok Kenyah ini terdapat banyak pohon jambu biji.
- Uma’ Baka' kemungkinan berasal dari kata 'Belaka' yaitu bahasa Kenyah yang mempunyai arti kerangka rumah/rumah yang sudah tidak dipakai sehingga tinggal kerangkanya saja yang tersisa.
- Uma’ Lung, Pengertian nama Uma’ Lung juga ada dua versi seperti nama sub-suku Kenyah lainnya. Pengertian kata Lung dalam bahasa Kenyah ada dua yaitu muara sungai dan yang kedua berasal dari sejenis keladi hutan yang bernama Lung. Keladi hutan ini biasanya dipakai oleh suku Kenyah untuk menolak bala atau mengusir roh jahat. Dengan demikian Uma’ Lung dapat berarti bahwa rumah kelompok ini berada di muara sebuah sungai ketika berada di hulu Sungai Iwan atau hulu Sungai Bahau. Versi lainnya mengatakan bahwa Belaka Lepau kelompok ini selalu ditandai dengan adanya sejenis keladi Lung yang diikat pada bekas pondok ketika bertualang (San) di dalam hutan.
- Lepo’ Jalan. Letak rumah kelompok Kenyah ini berada di muara Sungai Jalan ketika masih menetap di Apau Da’a. Kata 'Jalan' dapat juga berasal dari nama sejenis hewan kecil bernama 'Jalan'.
- Lepo’ Tepu. Kelompok Kenyah ini terkenal dengan kebiasaanya menanam tebu di sekitar rumahnya sehingga dinamakan Lepo' Tepu atau rumah yang memiliki banyak tebu.
Mereka terkenal sangat kreatif serta bercitra rasa seni yang tinggi, sehingga tak jarang seni kerajinan mereka hingga alat musiknya mempengaruhi suku-suku diluar etnis mereka mengadopsinya. Selain terkenal sebagai pemahat handal dan ahli dalam seni kerajinan tangan, mereka juga pandai menciptakan lagu-lagu dan melodi populer seperti Lan e Tuyang, Datun Julut, Kendau Bimbin, Ilu Kenyah Kua Lo Te'a, Pabat Pibui, Atek Lan, Leleng/Lileng dan masih banyak lagi yang lainnya. Instrument asli milik Kenyah yang terkenal yaitu: Sambe'/Sampe'/Sape', Jatung Utang, Sambe'/Sampe' Bio', Lutung, Kedire'/Keluri, Selingut. Takbut, Wing/iceh.
Hampir semua kaum Kenyah beragama Kristen dan Katolik. Dahulu mereka menganut agama kepercayaan Adet Pu'un (Apau Lagan) dan percaya Bungan serta Jalung Nyalang (Bungan adalah dewa perempuan pengatur kehidupan manusia sedangkan Jalung Nyalang adalah dewa laki-laki yang menciptakan manusia). Namun sekarang hanya ada sejumlah kecil orang Kenyah yang masih percaya agama kepercayaan tersebut. Ketika mereka mati mereka percaya bahwa mereka akan naik ke alo malau bersama tepun (Nenek moyang/Leluhur).
referensi :
https://ms.wikipedia.org/wiki/Kenyah
http://marariankenyah.blogspot.com/
https://en.wikipedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_Kenyah_familie_Borneo_TMnr_10005528.jpg