Jatung Adau Alat Komunikasi Masyarakat Kenyah


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Masyarakat Kenyah mempunyai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan atau berita seperti Jatung Adau dan Tawek (Gong).


Jatung Adau merupakan alat komunikasi tabuh seperti gendang yang berbentuk panjang 3 hingga 4 meter yang terbuat dari kayu adau utuh berbentuk gelondongan yang bagian tengahnya diberi lubang atau dikeruk dan untuk bagian yang ditabuh terbuat dari kulit payau (rusa). 

Sekeliling badan Jatung adau diberi tali pengikat dari rotan yang juga berfungsi sebagai alat setting bunyi tinggi rendahnya.

jatung suku dayak kenyah

📢 Jatung adalah suatu benda yang dipukul atau ditabuh. Yang membedakan hanyalah jenis benda yang dipukul. Ada yang berbentuk lempengan kayu lempung yang diikat dan dinamakan Jatung Utang. Serta ada juga yang berbentuk seperti gendang besar terbuat dari kayu adau yang lebih dikenal dengan nama Jatung Adau.

Alat untuk memukul jatung ini disebut dengan nama Tit Jatung (Petit) berbentuk seperti palu. Jatung adau dahulu kala ditempatkan di beranda kediaman golongan Paren/Deta'au (Bangsawan) dan hanya golongan Paren/Deta'au saja yang boleh menabuh Jatung tersebut.

Fungsi alat komunikasi jatung adau dahulu kala digunakan untuk ritual ayau atau lebih dikenal sebagai ritual mamat dan juga terkadang untuk memberitahu jika ada serangan dari musuh.

Namun dizaman sekarang ini fungsinya hanya sebatas untuk media penyampai pesan atau berita jika ada warga desa yang lagi sakit keras maupun meninggal. 


Menurut cerita lisan dari para orang tua, dahulu dalam ritual mamat tersebut jika mereka mendengar bunyi Jatung adau ditabuh maka efek magis menjadi muncul seketika. 

Di mulai dengan ritual ngayang dimana dengan iringan jatung adau sambil melakukan syair lemalo' dan kelulun yang dipersembahkan untuk penghormatan kepada para leluhur. 

Ketika itu semua orang meluapkan kemarahan di beranda rumah panjang dengan teriakan perang saling bersahutan. Hati atau perasaan menjadi menggelegak dalam puncak marah tiada kira dan para kaum lelaki menjadi bersemangat untuk pergi berperang serta membuat bulu kuduk berdiri bagi yang menyaksikan kala itu. 

Dema Yeliang

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
View comments